Di postingan ini akan saya bahas mengenai berpikir optimis dan realistis. Anda sedang hadapi masa sulit? coba berpikir optimis dan realistis. Satu aspek populer dari berpikir positif adalah kepercayaan bahwa apapun yang dipikirkan akan terjadi pada hidup kita. Pikiran memiliki kekuatan untuk menciptakan kenyataan.
Cara berpikir mungkin dapat membuat pengalaman berbeda-beda untuk tiap orang, namun banyak faktor diluar kendali yang tidak dapat diubah hanya dengan mengubah cara berpikir.
Psikolog Positif dari Institut Psikologi Positif, Australia, Dr Suzy Green mengatakan bahwa melihat segala sesuatu lewat 'kacamata' positif dan menyangkal hal-hal negatif yang ada disekitar memiliki efek yang buruk.
"Misalnya saja pada pasien dengan penyakit mematikan. Berpikir positif yang berlebihan bisa saja membuat pasien menyangkal hal buruk yang dapat terjadi padanya sehingga ia menolak untuk diberikan perawatan yang ia butuhkan," terang Green seperti dikutip dari ABC, Senin (30/6/2014).
Green menyarankan untuk mulai berpikir dengan cara yang ia sebut optimisme realistis. Berbeda dari berpikir positif, cara berpikir ini dikatakan oleh Green adalah cara berpikir optimis dengan tetap 'membuka mata'.
"Berpikir optimis realis seperti mengatakan pada diri sendiri 'Oke hal-hal ini bisa gagal, tapi ini yang akan saya lakukan jika hal itu terjadi'. Anda memiliki rencana dan mulai berfokus pada apa yang bisa menyebabkan kegagalan," ujar Green.
Green mengatakan normal bagi manusia untuk memiliki pikiran negatif saat dihadapkan dengan tantangan berat di luar zona nyaman. Mencoba menyangkal pikiran negatif tersebut tidak produktif.
Lewat cara berpikir optimis realistis, pikiran negatif tersebut dipikirkan lebih matang lewat cara yang berbeda dan optimis demi mencari solusi.
"Anda mencari bukti bahwa Anda dapat mencapai hal-hal atau melewati masa-masa sulit tersebut," tutup Green
source: detik.com
Cara berpikir mungkin dapat membuat pengalaman berbeda-beda untuk tiap orang, namun banyak faktor diluar kendali yang tidak dapat diubah hanya dengan mengubah cara berpikir.
Psikolog Positif dari Institut Psikologi Positif, Australia, Dr Suzy Green mengatakan bahwa melihat segala sesuatu lewat 'kacamata' positif dan menyangkal hal-hal negatif yang ada disekitar memiliki efek yang buruk.
"Misalnya saja pada pasien dengan penyakit mematikan. Berpikir positif yang berlebihan bisa saja membuat pasien menyangkal hal buruk yang dapat terjadi padanya sehingga ia menolak untuk diberikan perawatan yang ia butuhkan," terang Green seperti dikutip dari ABC, Senin (30/6/2014).
Green menyarankan untuk mulai berpikir dengan cara yang ia sebut optimisme realistis. Berbeda dari berpikir positif, cara berpikir ini dikatakan oleh Green adalah cara berpikir optimis dengan tetap 'membuka mata'.
"Berpikir optimis realis seperti mengatakan pada diri sendiri 'Oke hal-hal ini bisa gagal, tapi ini yang akan saya lakukan jika hal itu terjadi'. Anda memiliki rencana dan mulai berfokus pada apa yang bisa menyebabkan kegagalan," ujar Green.
Green mengatakan normal bagi manusia untuk memiliki pikiran negatif saat dihadapkan dengan tantangan berat di luar zona nyaman. Mencoba menyangkal pikiran negatif tersebut tidak produktif.
Lewat cara berpikir optimis realistis, pikiran negatif tersebut dipikirkan lebih matang lewat cara yang berbeda dan optimis demi mencari solusi.
"Anda mencari bukti bahwa Anda dapat mencapai hal-hal atau melewati masa-masa sulit tersebut," tutup Green
source: detik.com